Selasa, 12 Juli 2011

Kisah Sedih Dari Sejarah Kelam Lorong Bawah Tanah Cu Chi, Vietnam

Terowongan bawah tanah di desa Cu Chi kini lebih dikenal sebgai tempat wisata sejarah yang menarik dan menantang. Namun, lorong bawah tanah yang menjadi basis perjuangan milisi Vietcong dalam perang melawan Amerika Serikat (1959-1975) menyimpan sejumlah cerita kelam.


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/68/VietnamCuChiTunnels.jpg/300px-VietnamCuChiTunnels.jpg

"Banyak turis yang lebih mengagumi kisah heroik para pejuang Vietcong bersama dengan pasukan Vietnam dalam berperang melawan Prancis dan Amerika yang membantu Vietnam Selatan. Namun, ada sejumlah kenangan pahit dan penderitaan yang dirasakan sekitar 10 ribu pejuang dan warga yang harus berpuluh tahun tinggal di lorong sempit dan gelap," kata Nhi Nguyen, seorang pemandu wisata di Kota Ho Chi Minh.

http://www.hochiminhtrailproject.com/blog/wp-content/uploads/2010/05/album_l92.jpg

Satu kisah yang menyayat adalah pengorbanan seorang ibu bermarga Le yang terpaksa membunuh seorang anaknya yang baru lahir demi menyelamatkan nasib banyak orang di lorong bawah tanah. Nhi tidak tahu persis kapan kisah ini terjadi, tetapi peristiwa itu berlangsung saat Vietnam berperang melawan Amerika.

http://www.vanitytours.com/v/images/articles/CuChi%20tunnel.jpg

"Zaman perang, pemerintah meminta perempuan tidak berhubungan intim dengan pasangannya selama tinggal di terowongan. Namun, seorang perempuan simpatisan Vietcong waktu itu ternyata sudah mengandung," kata Nhi saat mengantar para turis asal Indonesia dari Kota Ho Chi Minh (populer disebut Saigon) menuju terowongan di desa Cu Chi, yang memakan waktu tempuh lebih dari dua jam.

"Ibu itu terpaksa melahirkan di ruang bawah tanah. Namun, selayaknya bayi yang baru lahir, anak malang itu menangis kencang. Ini sangat berbahaya," kata Nhi.

"Padahal tangis bayi itu bisa terdengar di atas permukaan tanah. Ini berisiko membuat pasukan Amerika mengetahui dan menyerang terowongan," lanjut guide yang cukup lancar berbahasa Indonesia itu.

Maka tidak ada cara lain bagi Ibu tersebut untuk menghentikan tangis anaknya selain membunuhnya. "Hidung bayi itu terus dia bekap sampai putranya tak bergerak lagi," ujar Nhi.

Bagi para komandan dan pejuang Vietcong, langkah ibu Le merupakan tindakan heroik karena bisa menyelamatkan banyak jiwa dari serangan bom artileri dan pesawat tempur Amerika ke terowongan Cu Chi. Namun, perempuan itu menjadi sangat terpukul dan akibatnya fatal.

"Dia merasa sangat kehilangan atas kepergian putranya yang terpaksa dibunuh. Maka, setelah Vietnam bersatu dan merdeka pada 1975, ibu itu jiwanya terganggu lalu bunuh diri," kata Nhi yang terbawa oleh kisah itu hingga sempat berurai air mata.

Bosnya, Hung Tran, mengungkapkan bahwa kisah itu kini selalu diutarakan para pemandu wisata setiap kali mereka mengantar para turis ke terowongan Cu Chi.

http://www.wright-photo.com/VietnamImages/Cu_Chi_041.jpg

"Masih banyak lagi kisah yang menggambarkan pengorbanan para warga bawah tanah. Banyak di antara mereka yang mati akibat sanitasi buruk dan wabah penyakit. Belum lagi, terkena gigitan binatang dan serangga beracun yang hidup di bawah tanah," kata Hung.

Selain itu, para warga juga terpaksa menggali terowongan baru yang lebih dalam untuk mencari sumber mata air. "Tindakan itu terpaksa mereka lakukan setelah Amerika merusak sungai Saigon dengan bom Napalm yang mencemari air," kata Hung.

Sumber :
vivanews.com
»»  READMORE...

Arya, Bocah Pendaki Telah Taklukkan 5 Puncak Gunung

Bocah pendaki gunung berusia 6 tahun ini telah menaklukkan 5 puncak gunung dari 10 gunung yang bakal ditaklukkan. Pendakian itu akan dicatat dalam buku rekor MURI.

Bocah bernama lengkap Arya Cahya Mulyana itu melakukan pendakian bersama Agus Sugianto dan Tri Yuli Mulyati, ayah dan ibunya. Mereka membentuk tim bernama Tim Ekspedisi Cahaya Merdeka.



Pendakian 10 puncak gunung di Indonesia itu dimulai pada 12 Mei 2011 dan akan berakhir pada 21 Agustus dengan finish di puncak Mahameru Gunung Semeru. Di puncak Mahameru, Arya bersama para pendaki lainnya akan menggelar upacara kemerdekaan 17 Agustus.

"Saat ini Arya dan timnya sedang istirahat di Pulau Lombok untuk persiapan menuju Gunung Rinjani," kata Tri Yuli.


Tri Yuli mengatakan, sejak mengawali pendakian pada 12 Mei lalu, Arya telah menaklukkan puncak Gunung Ceremai Jawa Barat (3.078 mdpl), Gunung Slamet Jawa Tengah (3.432 mdpl), Gunung Sundoro Jawa Tengah (3.136 mdpl), Gunung Sumbing Jawa Tengah (3.371 mdpl), Gunung Lawu Jawa Timur (3.265 mdpl),

"Setelah dari Lawu, Arya bersama ayahnya menuju Pulau Lombok untuk persiapan ke puncak Rinjani," sambung Tri Yuli.


Setelah 5 puncak gunung ditaklukkan, rute pendakian Arya selanjutnya adalah Gunung Rinjani Lombok (3.276 mdpl), Gunung Agung Bali (3.142 mdpl), Gunung Welirang Jawa Timur (3.156 mdpl), Gunung Arjuno Jawa Timur (3.339) serta terakhir Gunung Semeru Jawa Timur (3.676 mdpl).

"Semeru merupakan puncak terakhir sekaligus memeriahkan upacara kemerdekaan RI," tutup Tri Yuli.

Sumber :
dunia-unik.com
»»  READMORE...

astronomi Akhirnya Terungkap Juga, Durasi 1 Hari di Planet Neptunus

Dengan melacak beberapa fitur tertentu di atmosfir, peneliti berhasil melakukan pengukuran akurat pertama terhadap periode rotasi planet Neptunus. Ternyata, satu hari di planet itu berlangsung tepat selama 15 jam, 57 menit dan 59 detik.


http://www.cosmosmagazine.com/files/imagecache/news/files/news/20110704_Neptune-features_web.preview.jpg

Temuan ini memperkaya pengetahuan kita seputar hal yang fundamental di Neptunus dan menyediakan pula mekanisme untuk memahami bagaimana massa planet itu didistribusikan. Seperti diketahui, Neptunus merupakan planet raksasa yang terbuat dari gas.

“Neptunus memiliki dua fitur yang memungkinkan untuk dipantau oleh Hubble Space Telescope yang tampaknya mengatur rotasi interior dari planet tersebut,” kata Erich Karkoschka, ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona, seperti dikutip dari Cosmos Magazine.

Karkoschka menambahkan, fitur seperti ini, tidak pernah dijumpai di planet gas raksasa lainnya.

Untuk mencari tahu berapa durasi satu hari di planet itu, Karkoschka mengukur putaran Neptunus dengan mengamati dua fitur yang terlihat mata milik atmosfir planet tersebut.

Ia kemudian mengukur garis bujur di antara setiap gambar yang ditangkap lalu menentukan interval waktu antara observasi dan menyediakan informasi periode putaran.

Berhubung Neptunus telah berotasi sekitar 10 ribu kali dalam 20 tahun terakhir, Karkoschka dapat mengetahui secara akurat periode putaran dengan melacak fitur-fitur ini dalam jangka waktu tersebut.

Hasil penelitian ini merupakan peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap rotasional planet gas sejak pertamakali Giovanni Cassini berhasil mendapati bintik merah planet Jupiter, pada 350 tahun lalu.

Saat ini di kalangan ilmuwan sendiri tampak muncul konsensus bahwa temuan Karkoschka memang akurat. Menurut Craig O’Neill, ilmuwan antariksa dari Macquarie University, Australia, temuan Markoschka seputar periode fitur milik atmosfir Neptunus tepat.

“Selain itu, Karkoschka juga menunjukkan bahwa di kawasan kutub, kecepatan angin lebih rendah dibanding di khatulistiwa,” ucap O’Neill. “Pertanyaan besar berikutnya adalah, bagaimana caranya itu bisa terjadi,” ucapnya.

Sumber :
vivanews.com
»»  READMORE...